Super Sosialisasi KB untuk Kalangan Menengah Kebawah


Tema : Kependudukan Indonesia 

Topik : "Pengaruh Pertambahan Penduduk terhadap Keseimbangan Lingkungan dan Kelestarian Alam"
Sub Tema : Hubungan Manusia dengan lingkungan, aspek teknologi, aspek manusia, aspek lingkungan

KB : Keluarga Berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna, perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. (Wikipedia).

Seperti gambar ilustrasi di atas terlihat 2 keluarga yang  berasal dari kalangan yang berbeda. Gambar di atas membandingkan antara keluarga yang "Berpendidikan dan menengah atas" dengan keluarga yang mohon maaf "Miskin".
Keluarga Miskin yang akan dibahas kali ini adalah : Keluarga yang tergolong menengah kebawah ekonominya dan "miskin" dalam artian "miskin ilmu/pengetahuan".

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan sesuai data kependudukan bkkbn (bkkbn.go.id/kependudukan) adalah 237 641 326 jiwa.
Data Kependudukan bkkbn

Padahal bkkbn sudah sangat gencar sekali menggembor-gemborkan sitem KB, tapi mengapa pertambahan penduduk di Indonesia masih saja tinggi?

Apakah Program KB itu tidak berpengaruh terhadap pertambahan penduduk di Indonesia yang terlalu cepat ini?






PEMBAHASAN
 
Dosen mata kuliah Teknik Demografi mengatakan "Program KB itu bagus, hanya saja salah sasaran, sehingga justru membuat angka kemiskinan bertambah dan jumlah orang-orang terpelajar berkurang" Ucapnya saat perkuliahan.

KB adalah program agar masa depan keluarga lebih tertata. Nah, yang memahami hal tersebut, yang mengerti akan perencanaan masa depan, mayoritas adalah keluarga-keluarga yang notabennya "Berpendidikan" Sehingga keluarga-keluarga berpendidikan yang rata-rata termasuk golongan menengah ke atas ekonominya gencar sekali menjalankan program KB demi kesejahteraan keluarganya. Selain itu keluarga tipe ini cenderung sibuk memikirkan bisnis/usahanya sehingga rata-rata memiliki anak < 3anak (kurang dari 3 anak).

Sedangkan Keluarga "Miskin" pada umumnya masih saja beranggapan "banyak anak, banyak rezeki" , selain itu, keluarga yang mohon maaf "miskin" biasanya tidak terlalu memikirkan bahkan terkadang tidak tahu (buta informasi) tentang program-program terbaru yang dirilis pemerintah. Mereka tidak mengerti betul tujuan dari KB, mereka mungkin menganggap KB hanya sekadar cara agar "tidak hamil". Itu yang membuat keluarga "miskin" mayoritas memiliki anak banyak (> 3anak). Mereka juga menganggap semakin banyak anak maka akan semakin banyak yang membantu mereka kelak di hari tua. (mayoritas. tidak semua seperti itu). Sehingga mereka terlihat lebih senang dengan keadaan banyak anak.

Dengan keadaan seperti itu. Wajar saja jika jumlah keluarga yang "Miskin" lebih banyak dibandingkan keluarga yang "Kaya".

MUNCUL MASALAH
Jika memang benar kasus di atas. Maka penduduk di Indonesia mayoritas "Miskin". Dalam hal mendidik, keluarga "miskin" cenderung tidak memperhatikan kebersihan lingkungan, tentu saja ini menyebabkan pencemaran lingkungan, meskipun keluarga "kaya" juga sama saja. Tapi inilah fenomenanya.
 Perkampungan kumuh menjamur di kota-kota. Populasi mereka juga terlihat semakin bertambah.













SOLUSI
Keadaan seperti ini memang tidak bisa kita menyalahkan mereka yang "miskin" . Solusi untuk masalah kependudukan ini adalah :
1. Memberikan sosialisasi khusus yang tegas kepada keluarga "miskin" untuk menjalankan program KB.
2. Mewajibkan KB bagi keluarga menengah kebawah, dan tidak wajib bagi keluarga menengah atas. Dengan harapan orang tua dari keluarga "Kaya" mampu memberikan pendidikan yang mumpuni kepada anaknya sehingga mampu menambah populasi orang yang berasal dari keluarga "berpendidikan", dan berkurangnya generasi terpuruk (anak-anak jalanan).
3. Jika populasi anak dari keluarga "miskin" sedikit. Maka Pemerintah tinggal mengoptimalkan bantuan ekonomi dan pendidikan kepada mereka agar kelak mereka menjadi lebih baik dan mampu merubah perekonomian keluarganya, kemudian menjadi keluarga "kaya" di kemudian hari.
4. Memberi pendidikan kepada kalangan remaja bahwa pentingnya KB bagi lingkungan dan kelestarian alam.

CATATAN
Sekali lagi ditekankan opini di atas hanya "mayoritas" artinya tidak semua seperti yang di bahas.

KESIMPULAN
Beri perlakuan khusu mengnai KB kepada keluarga yang tergolong "miskin" sehingga lingkungan kumuh tidak semakin menjamur.

Optimalkan bantuan ekonomi dan pendidikan agar tepat sasaran kepada keluarga yang memang tergolong "miskin".


Add caption
Entri ini dilombakan dalam  Sayembara Blog Kependudukan 2016 BKKBN
Previous
Next Post »